JURUSAN
ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA KUPANG
2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
Pengertian Administrasi, Organisasi, dan Manajemen.................................. 1
Terbentuknya
Organisasi................................................................................ 7
BAB II EVOLUSI TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN............................. 10
A. Teori Klasik.................................................................................................... 13
B. Teori Organisasi dan
Manajemen Neo Klasik................................................ 20
C. Teori Modern............................................................................................. …. 21
D. Teori Organisasi dan
Manajemen Jepang dan
Teori Z (richard
t.pascall dan william cuchi)................................................. 23
BAB III BIROKRASI ................................................................................................. 25
Peranan Birokrasi
Pemerintah Indonesia............................................................ 25
Kendala Birokrasi di
Indonesia........................................................................ .. 26
Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan....................................................... 26
Usaha Penyehatan Birokrasi............................................................................. 28
Strategi Memperbaharui
Organisasi Pemerintah (Birokrasi)............................. 28
Prinsif Organisasi
Pemerintahan Yang baik (Good Governance).................... 28
Karakteristik Good
Governance....................................................................... 29
Balance
(menyeimbangkan)Antara Birokrasi
Dengan Kebijaksanaan.......................................................................................
30
BAB IV TUJUAN
ORGANISASI.............................................................................. 31
Tujuan tunggal dan tujuan ganda....................................................................... 31
Sasaran dan anak sasaran.................................................................................... 32
........... Kendala Dalam Mencapai Tujuan....................................................................... 33
........... Merumuskan
Tujuan............................................................................................ 34
........... Efektivitas
Organisasi......................................................................................... 35
Pelimpahan Wewenang dan
Tanggung Jawab ………………….......................
38
Span
of Control……………………………………………………………….. 38
Tantangan
Organisasi………………………………………………………...... 39
New
Public Management (NPM)………………………………………………
45
Enterpreneural Government (EG)……………………………………..……..
... 46
New Public Service (NPS)………………………............................................... 47
Teknologi Informasi atau E-Government dalam Pelayanan Public…………
48
DAFTAR PUSTAKA
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Administrasi, Organisasi, dan Manajemen
Administrasi
a) Administrasi berasal dari kata “Ad” dan “Ministro”
(latin) yang berarti “melayani” atau “menyelenggarakan” (Webster, 1974).
b) Administrasi ialah proses kegiatan penyelenggaraan
yang dilakukan oleh seorang administrator secara teratur dan diatur menerusi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai hala tuju yang telah
ditatapkan.
c) Administrasi ialah proses kerja sama secara rasional
untuk mencapai tujuan secara efisien
d) dan efektif.
e) Administrasi adalah pengkoordinasian dan pengarahan
sumber-sumber tenaga manusia dan material untuk mencapai tujuan yang diinginkan
(John M. Phiffner dan RV Presthus dalam buku Public Administration).
f) Administrasi menekankan kepada kegiatan pengkoordinasian
orang-orang yang berkerjasama, alat-alat dan dana yang digunakan untuk mencapai
tujuan yang inginkan.
g) Administrasi adalah pengarahan, kepemimpinan, dan
pengendalian dari usaha-usaha kelompok orang dalam rangka pencapaian tujuan
yang umum atau pokok (William H. Newman dalam buku Administration Action).
h) Pelaksana administrasi adalah seorang yang disebut
administrator. Ketika organisasi belum
maju dan belum terlalu kompleks, seorang administrator melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Tetapi
ketika kegiatannya telah maju dan bersifat kompleks, maka tugas administrator
lebih ditumpukan kepada pengawasan dan koordinasi.
i)
Tugas seorang
administrator dalam melakukan administrasi mencakup koordinasi dan
pengawasan/pengendalian.
j)
Pada saat
kegiatan administrasi telah maju, maka pelaksanaan administrasi dilaksanakan
oleh orang-orang yang bekerjasama dalam melaskanakan tugas untuk mencapai
tujuan bersama, dan untuk itulah diperlukan organisasi dan manajemen.
Organisasi
a) Secara sederhana, organisasi adalah suatu kerjasama
sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan dan mau terlibat
dengan peraturan yang ada.
b) Organisasi ialah suatu wadah atau tempat untuk
melakukan kegiatan bersama, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
c) Ciri-ciri organisasi ialah: 1) terdiri daripada dua
orang atau lebih, 2) ada kerjasama, 3) ada komunikasi antar satu anggota dengan
yang lain, 4) ada tujuan yang ingin dicapai.
d) James D. Mooney
Organisasi
adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk mencapai suatu
tujuan bersama (Organization
is the form of every human association for the attainment of common purpose).
e)
John D. Millet
Organisasi
adalah sebagai kerangka struktur dimana pekerjaan dari beberapa orang
diselenggarakan
untuk mewujudkan suatu tujuan bersama (Organization is the structural framework
within which the work of many individuals is carried on for the realization of
common purpose).
f)
Herbert. A. Simon
Organisasi
adalah sebagai pola komunikasi yang lengkap dan hubungan-hubungan lain di dalam
suatu kelompok orang-orang (Organization is the complex pattern of communication
and other relations in a group of human being).
g) Chester L. Barnard
Organisasi adalah sebagai sebuah sistem
tentang aktivitas kerjasama dua orang atau lebih dari sesuatu yang tidak
berwujud dan tidak pandang bulu, yang sebagian besar tentang persoalan
silaturahmi (Organization is a system of
cooperative activities of two or more person something intangible and
impersonal. Largely a matter of
relationship).
h) Dwight
Waldo
Organisasi
adalah sebagai suatu struktur dari kewenangan-kewenangan dan
kebiasaan-kebiasaan dalam hubungan antara orang-orang pada suatu sistem administrasi
(Organization is the structure of authoritative and habitual personal
interrelations in an administrative system).
i) Luther Gulick
Organisasi
adalah sebagai suatu alat saling hubungan satuan-satuan kerja yang memberikan
mereka kepada orang-orang yang ditempatkan dalam struktur kewenangan; dus
dengan demikian pekerjaan dapat dikoordinasikan oleh perintah para atasan
kepada para bawahan yang menjangkau dari puncak sampai ke dasar dari seluruh
badan usaha ( Organization
is the means of interrelating the subdivisions of work by allotting them to men
who are placed in a structure of authority, so that the work may be coordinated
by orders of superiors to sub ordinates, reaching from the top to the bottom of
the entire enterprise).
k) Organisasi sebagai suatu kelompok orang yang bersatu
dalam tugas-tugas, terikat pada lingkungan tertentu, menggunakan alat teknologi
dan patuh pada peraturan (Malinowski).
l)
Organisasi
timbul bilamana orang-orang yang bergabung di dalam suatu usaha mencapai tujuan
bersama (James D. Mooney).
m) Organisasi ada bila orang-orang berhubungan satu
dengan yang lain, mau bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Chester
I. Barnard).
n) Organisasi sebagai suatu kesatuan, yaitu sekelompok
orang yang terlibat bersama-sama di dalam hubungan yang resmi untuk mencapai
tujuan-tujuan (Henry L. Sisk).
o) Organisasi merupakan suatu sistem terbuka, yang
memiliki interaksi konstan dengan lingkungannya, serta terdiri dari banyak
sub-grup, unit-unit jabatan, susunan hierarki serta segmen yang tersebar secara
geografis (Schein).
p) Organisasi dapat dilihat dengan dua cara berbeda,
iaitu: 1) organisasi sebagai suatu sistem terbuka yang terdiri atas sub-sistem
yang saling berkaitan, dan memperoleh input untuk diolah yang berasal dari
lingkungan serta menyalurkan output hasil pengolahan ke lingkungan kembali, dan
2) organisasi sebagai sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai suatu
tujuan bersama (Monir H. Thayeb).
p) Organisasi dapat
diartikan dalam dua macam, yaitu:
1. Dalam arti statis,
yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kegiatan kerjasama dijalankan;
2. Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu
sistem proses interaksi antara orang-orang yang bekerjasama, baik formal maupun
informal.
q) Sinonim Organisasi
1.
Institusi/lembaga;
Kelompok yang menampung aspirasi
masyarakat; punya aturan tertulis atau
tidak; tumbuh dalam masyarakat; mencapai tujuan bersama; dibentuk oleh
pemerintah atau swasta.
2.
Birokrasi, dan
a. Etimologi (asal kata): bureau=meja kratia
(cracein)=pemerintahan, dus pemerintahan atau administrasi melalui kantor.
b. Administrasi dan manajemen: badan administrasi atau
badan manajemen (administrative body atau
management body), dus suatu badan yang menyelenggarakan suatu kegiatan atau
pekerjaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (baik dalam bidang
pemerintahan maupun swasta).
c. Sistem: sistem kerja yang berlandaskan suatu
jaringan tata-hubungan kerjasama sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang
ditentukan.
r) Organisasi formal
Organisasi yang memiliki struktur (bagan
yang menggambarkan hubungan-hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung
jawab antara pejabat dalam suatu organisasi).
s)
Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, iaitu: 1) goals oriented
(berorientasi tujuan), 2) Psycho social system
(sistem hubungan sosial), 3) structured
activities, 4) technological system.
t)
Kesimpulan:
Organisasi adalah: 1) wadah atau tempat terselenggaranya administrasi; 2) didalamnya terjadi berbagai hubungan antar-individu
maupun kelompok, baik dalam organisasi itu sendiri maupun keluar; 3) terjadinya kerjasama dan pembagian tugas; 4) berlangsungnya proses aktivitas berdasarkan kinerja
masing-masing.
u) Organisasi Publik
Organisasi publik adalah 1) organisasi yang terbesar; 2) yang mewadahi seluruh lapisan masyarakat dengan
ruang lingkup negara; 3) mempunyai
kewenangan yang absah (terlegitimasi) di bidang politik, administrasi
pemerintahan, dan hukum secara terlembaga 4) sehingga mempunyai kewajiban melindungi warga negaranya, dan 5)
melayani keperluannya, 6) sebaliknya
berhak pula memungut pajak untuk pendanaan, 7) serta menjatuhkan hukuman sebagai sanksi penegakan peraturan.
Organisasi publik sering dilihat pada bentuk organisasi pemerintah yang dikenal
sebagai birokrasi pemerintah (organisasi pemerintahan). Atau satu-satunya organisasi didunia yang
mempunyai wewenang merampok harta rakyat (pajak), membunuh rakyat (hukuman
mati), dan memenjarakan rakyat.
v) Organisasi formal vs informal
Organisasi formal ialah suatu organisasi
yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara
jelas. Organisasi informal akan timbul
apabila anggota organisasi formal merasa keinginannya tidak terpenuhi oleh
organisasi formal. Hubungan organisasi
formal dengan organisasi informal bersifat berbanding terbalik “semakin tinggi
tingkat kepuasan pegawai, maka semakin kecil kemungkinan munculnya atau
terbentuknya organisasi informal.
w) Faedah organisasi formal terhadap organisasi
informal
1) boleh dijadikan sarana komunikasi,
2) boleh dijadikan alat pemersatu dan menghilangkan
frustasi,
3) boleh dijadikan pendorong agar rajin bekerja.
Manajemen
a) Manajemen adalah seni melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang-orang (Mary Parker Follet). Atau
sebagai pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang ada sehingga hasilnya maksimal.
b) Manajemen adalah tindakan atau kemampuan untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dengan menggunakan orang-orang yang mempunyai
keahlian khusus.
c) Manajemen selalu digunakan dalam hubungannya dengan
orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di dalam suatu organisasi. Dus manajemen didefenisikan sebagai suatu
proses kegiatan manajer dalam mengambil keputusan, mengkoordinasikan
usaha-usaha kelompok, dan kepemimpinan (J. G. Longenecker).
d) Manajemen meliputi koordinasi orang-orang dan
koordinasi sumber-sumber material untuk mencapai tujuan organisasi (Kast
& Rosenzweig). Sedangkan Henry L. Sisk mendefenisikan manajemen sebagai koordinasi dari
semua sumber (tenaga manusia, dana, material, waktu, metode kerja dan tempat)
melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
supaya dapat mencapai sasaran yang diinginkan.
d) Kesimpulan:
Manajemen lebih banyak berhubungan
dengan pengambilan kebijaksanaan, koordinasi dan kepemimpinan. Koordinasi adalah menyelaraskan
(mensinkronisasikan) dan menyatukan tindakan-tindakan kelompok orang dalam
organisasi (William H. Newman).
Hubungan
administrasi, organisasi, dan manajemen
a) Dalam melaksanakan administrasi, seorang
administratur dibantu oleh orang-orang yang bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas
dan tugas-tugas tersebut harus diselaraskan dan dipadukan agar mengarah pada
tujuan yang ingin dicapai.
b) Kerjasama orang-orang dalam mencapai tujuan, perlu
disusun dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi.
c) Karena dalam admnistrasi yang dihadapi adalah
orang-orang yang berkerjasama dengan akal dan perasaannya dengan menggunakan
alat-alat dan materi lainnya, maka orang-orang perlu digerakkan menuju sasaran
yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
d) Dari uraian di atas, maka administrasi modern dapat
diartikan secara luas yaitu meliputi organisasi dan manajemen.
1.2. Terbentuknya Organisasi
Manusia makhluk sosial, makhluk bermasyarkat (homo socius, social animal, zoon
politicon), tidak mungkin dapat hidup sendiri, cenderung bermasyarakat atau
berkelompok (gregariousness).
Keperluan Manusia
Abraham Maslow
1. Keperluan fisik (physical need);
2. Keperluan rasa aman dan selamat (safety need);
3. Keperluan social (social needs);
4. Keperluan akan harga diri (esteem needs);
5. Keperluan aktualisasi diri (self realization needs).
Dorongan Orang
Bekerja
1. Dorongan primer (Kelangsungan hidup organis)
2. Motif Dasar (Psikologis dan sosial)
Motivasi Orang
Bekerja
1. Kepastian (masa depan-kelangsungan kerja);
2. Kesempatan (naik pangkat/dipromosikan);
3. Peran serta (saran-saran/masukan dalam pengambilan
keputusan);
4. Pengakuan/penghargaan (prestasi kerja);
5. Ekonomi (upah/gaji yang layak untuk hidup);
6. Pencapaian (keberhasilan dalam pekerjaan);
7. Komunikasi (mengetahui apa yang terjadi dalam
organisasi);
8. Kekuasaan (kewibawaan, dan mempengaruhi orang lain);
9. Keterpaduan (bagian dari organisasi secara
keseluruhan);
10.
Kebebasan
(pribadi dan pendapat).
Kesimpulan
Keperluan (needs) -------- Keinginan (wants) memenuhi keperluan ---------tindakan (action) memenuhi keperluan ------- pencapaian tujuan (objektives)
Tidak semua keperluan (needs) dapat dipenuhi seorang diri untuk itu perlu Organisasi (Berorganisasi).
BAB
II
EVOLUSI
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN
Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang
tertentu. Teori berfungsi untuk membaca
kenyataan empiris. Fakta empiris yang
sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai
dengan kacamata teori yang digunakan. Tanpa teori, buta tentang peristiwa
empiris, sebaliknya tanpa berhadapan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu
teori lumpuh.
Ciri-ciri teori:
1. Terdiri atas seperangkat proposisi
(proposisi=pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih) yang
saling berkaitan;
2. Masing-masing proposisi atau defenisi atau
konsef saling menerangkan (sehingga diperoleh gambaran yang bulat dan utuh
tentang suatu peristiwa);
3. Beberapa diantaranya dapat diuji secara
empiris (metodologi penelitian).
Contoh teori: Apabila seseorang diberi
stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan cara tertentu (stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu
proposisi); Konsep hukuman dan perilaku
(apabila anak diberi hukuman, maka perilakunya akan berubah ke arah yang
positif=proposisi),
Fungsi teori:
1.
eksplanatif
(menjelaskan)-bersifat positif; ditentukan oleh: a) kesederhanaan strukturnya,
b) kecermatan penjelasannya, c) relevansinya terhadap fenomena sosial yang
berbeda-beda.
2.
prediktif
(peramalan/prakiraan)-bersifat probabilities; diterapkan dalam tiga jenis
situasi: a) waktu yang akan datang, b) tempat yang berbeda, c) kelompok sosial
yang lebih besar.
3.
kontrol
(mengendalikan)
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana
organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana
mereka mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat
di lingkup kerja mereka.
Teori
organisasi adalah suatu konsepsi,
pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat
atau pendekatan tentang pemecahan
masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Masalah adalah segala sesuatu yang segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan. Dus
masalah organisasi adalah memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.
Ada banyak masalah yang dihadapi
organisasi (kompleks) dan memerlukan pemecahan tersendiri sehingga muncul
berbagai kajian untuk lebih memahami efektivitas organisasi.
Teori organisasi Muncul pada abad 19
dilatarbelakangi oleh Revolusi Inggris dan lahirnya perusahaan raksasa di
Amerika Serikat.
Evoluasi Teori
Organisasi
Terdiri atas:
A. Teori Klasik
1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber
(Sosiolog Jerman);
2. Teori manajemen Ilmiah oleh Fredrick Winslow Taylor
(Amerika);
3. Teori administrative (prinsif-prinsif
organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis).
B. Teori Organisasi dan Manajemen Neo Klasik;
C. Teori modern;
D. Teori organisasi dan manajemen Jepang dan teori Z;
5 Golongan Teori Organisasi
Modern
(Prajudi Atmosudirdjo)
1. Teori organisasi klasik;
2. Teori organisasi hubungan antar manusia;
3. Teori proses;
4. Teori prilaku;
5. Teori Sistema.
4 Macam Teori Organisasi
(Amitai
Etzioni)
1. Teori klasik (Scientific management);
2. Aliran hubungan manusia (human relations);
3. Sistem pendekatan struktural;
4. Teori pembuatan keputusan.
9 Macam Teori
Organisasi
(Wursanto, 2003:260-274)
1. Teori organisasi klasik;
2. Teori organisasi birokrasi;
3. Teori organisasi human relations;
4. Teori organisasi perilaku;
5. Teori organisasi proses;
6. Teori organisasi kepemimpinan;
7. Teori organisasi fungsi;
8. Teori organisasi pembuatan keputusan;
9. Teori organisasi kontingensi.
8 Pendekatan
Teori Organisasi
(Harold Koontz dan Cyrill o’Donnell)
1. Pendekatan pengalaman atau kasus (the empirical,
or case approach);
2. Pendekatan prilaku antar pribadi (the
interpersonal behavior approach);
3. Pendekatan perilaku kelompok (the group behavior
approach);
4. Pendekatan kerjasama sistem social (the
cooperative social system approach);
5. Pendekatan sistem teknik sosial (the
sociotechnical system approach);
6. Pendekatan teori keputusan (the decision
theory-center approach);
7. Pendekatan pusat komunikasi (the
communication-center approach);
8. Pendekatan operasi (the operational approach).
Kesimpulan:
Tidak ada satupun teori yang memiliki kebenaran
mutlak. Masing-masing teori saling
melengkapi.
A. TEORI KLASIK
Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain:
teori organisasi spesialisasi,
teori formalisma, teori
struktur (the stucture theory of organization). Muncul
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.
1. Teori tipe organisasi (Birokrasi) oleh Max Weber (Sosiolog Jerman);
Ciri Birokrasi modern (ideal):
1. Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas (jurisdictional areas), umumnya diatur
oleh hukum/peraturan-peraturan administrasi, yaitu:
a. adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus
birokrasi,
b. adanya pendelegasian wewenang,
c. setiap tugas yang dilaksanakan menuntut
keahlian/keterampilan (spesialisasi). Dus yang dapat diangkat menjadi aparat
birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi).
2. Adanya prinsif hierarki;
3. Manajemen kantor modern didasarkan pada dokumen tertulis/diarsipkan;
4. Tugas dalam organisasi dilaksanakan berdasarkan spesialisasi, dus diperlukan
pendidikan dan latihan secara terus menerus;
5. Menuntut pegawai bekerja dengan kapasitas penuh;
6. Karena tindakan dalam manajemen harus didasari oleh
perturan-peraturan/perundang-undangan, maka setiap apparatus birokrasi harus
mempelajari perundang-undangan dan memahaminya.
Unsur Birokrasi Ideal:
1. Hirarki,
2. Kualitas Keahlian,
3. Aspek-aspek keahlian,
4. Kewenangan dan kekuasaan yang legal.
Fungsi Birokrasi Ideal:
1. Spesialisasi,
2. Struktur,
3. Kemungkinan meramalkan dan kestabilan,
4. Rasionalisasi, dan
5. Bagian dari demokrasi.
Strategi Untuk Mencapai Tujuan Organisasi (5 Prinsip):
1. Prinsip spesialisasi;
2. Prinsip rantai komando atau prinsip hirarki;
3. Prinsip loyalitas;
4. Prinsip impersonal;
5. Prinsip uniformalitas.
2. Teori manajemen ilmiah (Scientific Manajement, 1911) oleh Fredrick
Winslow Taylor (Amerika);
(Charles Babbage, On the economy of machinery and
manufactures, 1832)
Prinsip:
1. Pembagian Kerja Berdasarkan Keterampilan (waktu dan
tenaga dapat dihemat bila prinsif pembagian kerja diterapkan dalam produksi),
2. Mempelajari kebiasaan kerja pegawai dan
menganalisisnya;
3. Seleksi pegawai secara ilmiah;
4. Kerjasama antara pengawas dan pegawai;
5. Pembagian tanggung jawab antara manajemen dan
pegawai secara wajar.
Manajemen ilmiah:
(berhubungan dengan manajemen inisiatif dan
insentif)
1. Penghematan dalam mendidik pekerja yang magang dalam
satu perusahaan;
2. Penghematan dalam pemakaian material belajar;
3. Menghemat waktu dan menghindari perpindahan tempat
kerja;
4. Menghemat waktu dalam tukar menukar alat kerja;
5. Keterampilan dalam mengerjakan pekerjaan dengan
sistem berulang;
6. Dalam pembagian tugas pekerjaan, disarankan
mengganti pekerjaan tangan manusia dengan mesin;
Kesimpulan:
1. Menerapkan “one best way” dalam melaksanakan
pekerjaan;
2. Menyeragamkan cara melakukan pekerjaan dengan
mempelajari gerak dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan satu
pekerjaan (time and motion studies);
3. Melakukan seleksi pekerjaan sesuai dengan tugas
khusus yang akan dilaksanakan dan pegawai dilatih secara efisien sebelum
melaksanakan tugas;
4. Upah/gaji dibayar berdasarkan potongan kerja yang
telah diselesaikan (piece rate system) oleh seseorang dan bukan
perkelompok kerja;
5. Pegawai dirangsang ( simultan ) untuk melampaui
target yang telah ditentukan dengan cara memberikan bonus.
Scientific
Management
1. Memfokuskan unit analisisnya pada kegiatan fisik
pekerjaan (hubungan pegawai dan pekerjaannya/manusia dan alat/mesin);
2. Tujuan utamanya memperbaiki tugas pekerjaan rutin
dan yang bersifat repetitive;
3. Pendekatannya bersifat empiris, induktif dan
melakukan penelitian terperinci terhadap pekerjaan untuk menentukan bagaimana
yang paling efisien suatu pekerjaan harus dilakukan;
4. Sasaran utama adalah organisasi tingkat bawah (operasional/bengkel
kerja);
5. Pandangannya bersifat mikro dan orientasinya botton up (dari tingkat bawah
organisasi ke tingkat atas).
Efisiesi
1. Tanpa tolok ukur;
2. Dengan tolok ukur.
a. Segi produktivitas (hasil/output)
b. Segi penghematan (pengorbanan/input)
Tanpa tolok
ukur
1. segi
produktivitas/hasil/output
dengan pengorbanan yang
sama, hasil berbeda (hasil tinggi=efisien, hasil rendah=tidak efisien).
2. segi
penghematan/pengorbanan/input
dengan pengorbanan yang berbeda, memberikan hasil yang sama (kecil
pengorbanan=efisien, besar pengorbanan=tidak efisien).
Dengan tolok ukur
1. segi hasil/output/produktivitas
perbandingan antara hasil minimum yang
ditetapkan dengan hasil ril yang dicapai (efisien=hasil ril>hasil minimal
ditetapkan; normal=hasil ril=hasil minimal ditetapkan; tidak efisien=hasil
ril<hasil yang ditetapkan).
2. segi pengorbanan/input/penghematan
perbandingan antara pengorbanan maksimal
yang ditetapkan dengan pengorbanan ril (efisien=pengorbanan ril<pengorbanan
maksimal ditetapkan; normal=pengorbanan ril=pengorbanan maksimal ditetapkan;
tidak efisien=pengorbanan ril>pengorbanan maksimal ditetapkan).
3.
Teori administrative (prinsif-prinsif organisasi) oleh Henry Fayol (Prancis) (Henry Fayol, D.S. Pugh, 1971).
Ada 10 Prinsif
organisasi
1. Penetapan tujuan yang jelas;
2. Kesatuan perintah (the principle of unity of
command);
3. Keseimbangan;
4. Pendistribusian pekerjaan (the principle of
distribution of work);
5. Rentang pengawasan (the principle of span of control);
6. Prinsip pelimpahan wewenang (the principle of
delegation of authority);
7. Prinsip departementasi (the principle of
departementation);
8. Prinsip penempatan pegawai yang tepat (the principle
of the right man in the right place);
9. Prinsip koordinasi (the principle of coordination);
10.
Prinsip
pemberian balas jasa yang memuaskan.
Prinsif-prinsip Organisasi dan Manajemen:
1. Pembagian tugas/pekerjaan (spesialisasi);
2. Kewenangan dan tanggung jawab;
3. Disiplin;
4. Kesatuan komando;
5. Kesatuan arah;
6. Kepentingan pribadi tunduk kepada kepentingan umum
organisasi;
7. Imbalan jasa;
8. Sentralisasi;
9. Rantai skala;
10.
Ketertiban (the
right man in the right place on the right time);
11.
Kewajaran;
12.
Kestabilan
organisasi;
13.
Inisiatif;
14.
Kebanggaan
kesatuan (I’espirit de corps).
Prinsif
Organisasi Fayol:
1. Pembagian tugas pekerjaan;
2. Kesatuan pengarahan;
3. Sentralisasi;
4. Mata rantai, tingkat jenjang organisasi;
Prinsif
Organisasi Max Waber:
1. Keahlian
Semua kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan organisasi, harus didasarkan
keahlian, sehingga mampu menjalankan
tugas dengan baik;
2. Berdasarkan kebijaksanaan, peraturan, dan prosedur
Pelaksanaan tugas pekerjaan harus sesuai
dengan kebijaksanaan, peraturan dan prosedurnya;
3. Jenjang hirarki
Setiap pelaksanaan tugas pekerjaan harus
dapat dipertanggung jawabkan kepada atasan melalui mata rantai tingkat unit
dalam organisasi;
4. Formalitas
Semua keputusan harus diambil secara
formal dan tidak ada pertimbangan yang bersifat pribadi;
5. Meritokrasi system
Hal-hal yang menyangkut bidang
kepegawaian harus didasarkan pada sistem kecakapan (maritokrasi system).
Kesimpulan:
1. Formulation of the objectives (perumusan tujuan-jelas, dimengerti, dipahami, dan
diterima);
2. Devision of work (pembagian tugas pekerjaan)/distribution of work (pembagian
tugas)/homogenetise assignment (pembagian kerja)/devisionisasi
(departementasi);
3. Delegation of authority and responsibility
(pelimpahan wewenang dan tanggung jawab-seimbang);
4. Level of herarchy (banyaknya tingkat hierarkis)/span
of control (rentang pengawasan);
5. Unity of direction (kesatuan arah)/unity of command
(kesatuan perintah);
6. Understanding by the individual of his own task and
the task of the whole (memahami akan tugas masing-masing dan kaitan tugas
secara keseluruhan)/the right man in the right place on the right time
(penempatan orang sesuai keahlian dan waktu);
7. Struktur organisasi sederhana dengan pola dasar
relatif permanen;
8. Security of tenure (jaminan jabatan);
9.Balas jasa setimpal dengan jasa yang diberikan;
10.
Koordinasi.
Hubungan Antara
Pemikiran-Pemikiran Teori Klasik
Erat sekali, pada beberapa aspek keduanya adalah
identik (persamaan teori birokrasi dan teori administrative):
1. Bersifat deduktif, menjelaskan secara luas dan
melihat organisasi secara normatif,
2. Sebagai satu kesatuan yang lahir secara abstrak
sebagai suatu konsep mental,
3. Mendukung organisasi formal yang mengambil untung
dari spesialisasi (suatu ciri dasar
organisasi formal),
4. Menekankan segi objektif, rasionalitas, kepastian,
hierarki, dan profesional serta menghasilkan organisasi formal dengan karakteristik
sama;
5. Memfokuskan pada struktur organisasi dan manusia
(dimulai dari tingkat atas, pandangan bersifat makro dan berorientasi top
down).
Perbedaan
Birokrasi & Teori Administratif
Birokrasi
|
Teori
Administratif
|
1.
menekankan
pada apa yang harus dilakukan organisasi;
|
1.
menekankan pada bagai-
mana memperoleh orga-
nisasi formal;
|
2.
memfokuskan
pada organisasi
|
2.
memfokuskan
pada mana-
jemen.
|
B. TEORI
ORGANISASI DAN MANAJEMEN NEO KLASIK
(Hugo
Munstenberg, Chester I. Barnard, Argyris, Elton Mayo dkk)
Pendekatan:
Teoritis dan Empiris.
Human relations movement (pendekatan hubungan
kemanusiaan), setiap orang berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan
keadaan, sikap, kepercayaan dan motivasi hidup masing-masing.
Dalam bekerja, manusia tidak mungkin terlepas dari
keunikan, tetapi akan mempengaruhi tindakan dan cara berpikir.
Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah
faktor kesamaan (daerah, kegemaran, profesi, kepercayaan dan ideologi).
Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk
organisasi informal yang selalu membayangi organisasi formal.
Dus seorang pemimpin harus menyadari dan
memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam menganalisis masalah
organisasi formal.
Elemen-Elemen
1. Indidvidu,
2. Kelompok kerja (organisasi informal),
3. Manajemen partisipatif,
Tujuan
Dilaksanakan Human Relations
1. Kepuasan
psikologis pegawai;
2. Moral tinggi;
3. Disiplin
tinggi;
4. Loyalitas
tinggi;
5. Motivasi
tinggi.
C. TEORI MODERN
(dikembangkan tahun 1950-an)
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling
mempengaruhi untuk berbagai tujuan.
Karakteristik
Teori Modern:
1. Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,
2. Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3. Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4. Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan
lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5. Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai
sesuatu yang saling ketergantungan.
Multidisiplin.
Kontributor Teori
Modern:
1. Alfred
Korzybski, 1993, General Sementics (manusia
hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia peristiwa, dunia objek dan
dunia simbol, menitik beratkan masalah bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan,
penyimpulan, kekakuan bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan
pentingnya tanggapan),
2. Mary
Parker Follet, 1920-an (keseimbangan antara
perhatian individu dan organisasi; mengerjakan sesuatu sebagai jalan keluar
dalam suatu semangat kerja sama; kesadaran cita-cita sehingga setiap orang
adalah bagian dari suatu kelompok; dan masyarakat; dorongan individu diterima
tanpa mengorbankan kepentingan organisasi),
3. Chester
I. Barnard, 1938 (organisasi sebagai suatu
sistem sosial yang dinamis; individu, organisasi, penyalur, dan konsumen
merupakan bagian dari lingkungan organisasi; aspek organisasi formal dan
informal),
4. Norbert
Wiener, 1948 (menemukan
sibernetika=orang=pengemudi, pengendalian sistem pada pengaruh arus balik
informasi; menunjang perkembangan komputer eletronik, penggunaan komputer dalam
proses pengawasan, suatu sistem terdiri atas input, proses, output, arus balik,
dan lingkungan),
5. Ludwig
Von Bertalanffy, (organisasi sebagai masalah
yang utama bagi seluruh kehidupan; kedinamikan, sistem, interaksional
multidimensional, multi level; suatu sistem dilihat sebagai suatu kumpulan dari
bagian-bagian yang saling berhubungan; suatu organisasi dalam pandangan yang
modern merupakan suatu sistem).
Sifat Teori
Medern:
1. Memandang suatu organisasi sebagai suatu sistem yang
terdiri atas lima bagian pokok, yaitu: input, proses, output, arus balik, dan
lingkungan,
2. Kedinamisan,
3. Multi Level dan Multi Dimensional,
4. Multi Motivasi,
5. Multi Disipliner,
6. Despkriptif,
7. Multi Variabel,
8. Adaptif.
E.
TEORI ORGANISASI DAN MANAJEMEN JEPANG DAN TEORI Z (Richard
T.Pascall dan William Cuchi)
Kombinasi antara gaya manajemen Jepang (nilai-nilai
kerjasama kelompok, kepercayaan dan perasaan tanggung jawab bersama) dengan
gaya manajemen Amerika (pendekatan secara struktural/formal organisasi).
Manajemen Amerika
1. Sistem kerja jangka pendek;
2. Evaluasi dan promosi cepat;
3. Sistem bonus dan upah berdasarkan produktivitas;
4. Karier berdasarkan spesialisasi;
5. Mekanisme pengawasan: hierarki;
6. Pengambilan keputusan oleh pimpinan;
7. Tanggung jawab individual.
Ciri-Ciri
Manajeme n Jepang:
1. Sistem kerja seumur hidup;
2. Evaluasi dan promosi lama;
3. Sistem bonus dan kemudahan kerja;
4. Karier tidak berdasarkan spesialisasi;
5. Mekanisme
pengawasan oleh anggota kelompok;
6. Proses pengambilan keputusan: ringi (dari tingkat
bawah);
7. Tanggung jawab kelompok dalam manajemen;
8. Keterlibatan seluruh orang (konsumen, suplayer,
orang tua pegawai).
Keunggulan Tipe
Z:
1. Jangka waktu kerja lama;
2. Sistem evaluasi dan promosi lambat;
3. Pengambilan keputusan: consensus dan partisipasi;
4. Tanggaung jawab: masing-masing orang;
5. Sifat keseluruhan (orang dihargai sebagai manusia);
6. Egalitarianisme (persamaan hak);
Langkah-Langkah
Perubahan dari Tipe A ke Tipe Z:
1. Memahami teori z;
2. Mengevaluasi filosofi organisasi;
3. Melibatkan diri dalam kepemimpinan organisasi;
4. Melaksanakan filsafat organisasi dengan menciptakan
struktur yang lebih fleksibel dan intensif;
5. Mengembangkan keterampilan antara individu-individu;
6. Mengevaluasi diri dan sistem;
7. Melibatkan serikat pekerja;
8. Menciptakan stabilitas kerja;
9. Sistem kerja dengan evaluasi dan promosi lambat;
10.
Mengembangkan
jalan karier;
11.
Perubahan
dimulai dari tingkat atas;
12.
Menciptakan
bidang-bidang untuk berprestasi;
13.
Mengembangkan
hubungan menyeluruh.
BAB
IV
BIROKRASI
INDONESIA
pengertian
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai
bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat;
2. Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Peranan Birokrasi
Pemerintah Indonesia
1. Stabilisator (menciptakan suasana aman dan stabil);
2. Dinamisator (menggerakkan);
3. Inovator (pembaharuan);
4. Arbitrator dan moderator (perantara).
10 Prinsip Birokrasi
Pemerintah Indonesia
(Kepres No. 15
tahun 1984)
1. Pembagian habis tugas;
2. Perumusan tugas pokok dan fungsi yang jelas;
3. Fungsionalisasi;
4. Koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi;
5. Kontinuitas;
6. Jalur dan staf;
7. Kesederhanaan;
8. Asas fleksibelitas;
9. Pendelegasian wewenang yang jelas;
10.
Pengelompokan
sehomogen mungkin.
Kendala Birokrasi
di Indonesia:
1. Struktur
organisasi
a. Dalam struktur
mengarah pada pola mekanik, prinsip pembagian habis
tugas akibatnya terjadi pengkotakan, tanggung jawab satu bidang tugas,
memandang tugasnya lebih penting.
b. Koordinasi horizontal (kelemahan komunikasi dan unsur psikologis)
2. Kelemahan
komunikasi,
a.
Kendali psikologis,
b.
Kendala dalam pendelegasian wewenang,
c.
Kendala komunikasi ke atas,
3. Aparatus
birokrasi
a.
Hubungan antara atasan dan bawahan;
b.
Kapasitas kerja yang belum maksimal;
c.
Mental aparat birokrasi yang rapuh;
Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan)
1.
Budaya feodalistik;
2.
Menunggu petunjuk/arahan;
3.
Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
4.
Belum berorientasi prestasi;
5.
Budaya melayani rendah;
6.
Belum didukung teknologi menyeluruh;
7.
Ekonomi biaya tinggi;
8.
Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal
jadi.
Penyakit
Organisasi
1. Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan
secara rinci dan jelas (tidak membumi);
2. Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak
tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);
3. Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya,
terjadi pengkotak-kotakan (kaku);
4. Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang
lain tidak/kurang penting (sok penting);
5. Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan
wewenang (zalim);
6. Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi –
kewalahan (rakus);
7. Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan
mengenai hal yang sama, tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);
8. Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak
pertimbangan).
Ciri Manusia
Indonesia
(Mochtar Lubis,
2001: 18-36)
1. Hipokratis (munafik);
2. Tidak bertanggung jawab;
3. Feodal;
4. Percaya takhyul;
5. Artistik;
6. Watak lemah;
7. Lain-lain (tidak hemat /boros; bukan pekerja keras;
kurang sabar; tukang menggerutu; cepat cemburu/dengki; gampang senang dan
bangga; sok; tukang tiru; tukang tiru kejam; bisa meledak, ngamuk, membunuh,
membakar; khianat; menindas,
memeras; menipu; mencuri; korupsi; khianat, dengki; hipokrit; bermalas-malas; tolong menolong,
saling menjaga, struktur masyarakat berdasarkan suku (exogam=haram kawin di
dalam suku); ikatan kekeluargaan yang mesra, berhati lembut; suka berdamai;
rasa humor; cepat belajar; mudah dilatih, sabar; bekerja keras tanpa mencari
untung; manusia memajukan dunia dll).
Usaha Penyehatan
Birokrasi
Menata ulang
organisasi pemerintah
(reinventing
government)
(David Osborne & Ted Gaebler)
1. Pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang
mengayuh;
2. Pemerintahan milik masyarakat: memberi wewenang
ketimbang melayani;
3. Memerintahan yang kompetitif: menyuntikkan
persaingan ke dalam pemberian pelayanan;
4. Pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah
organisasi yang digerakkan oleh peraturan;
5. Pemerintahan yang berorientasi hasil: membiayai
hasil, bukan masukan;
6. Pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi
kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi;
7. Pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang
membelajakan;
8. Pemerintahan antisipatif: mencegah daripada
mengobati;
9. Pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju
partisipasi dan tim kerja;
10.
Pemerintahan
berorientasi pasar: mendongkrak perubahan melalui pasar
Strategi
Memperbaharui Organisasi Pemerintah (Birokrasi):
(David Osborne dan Peter Plastik)
1. Memperjelas tujuan/maksud organisasi (strategi
inti);
2. Konsekuensi terhadap kinerja organisasi (strategi
konsekuensi);
3. Pertanggung jawaban terhadap publik (strategi
pelanggan/masyarakat);
4. Organisasi dan pegawai berinovasi (strategi
kontrol);
5. Mengubah perilaku, perasaan, dan berfikir pegawai
(strategi budaya).
Prinsif
Organisasi Pemerintahan Yang baik (Good Governance)
(Sarundajang,2003:157-161)
1.
Partisipasi;
2.
Penegakan hukum;
3.
Transparansi;
4.
Kesetaraan;
5.
Daya Tanggap;
6.
Wawasan Ke depan;
7.
Akuntabilitas;
8.
Pengawasan;
9.
Efisiensi dan efektivitas;
10.
Profesionalisme.
Karakteristik
Good Governance
(Menurut UNDP)
1. Particifation (keterlibatan masyarakat),
2. Rule of law
(penegakan hukum yang adil);
3. Transprancy
(kebebasan memperoleh informasi);
4.
Responsiveness (cepat dan tanggap);
5. Consensus
Orientation (berorientasi pada kepentingan masyarakat);
6. Equity
(kesempatan yang sama);
7. Efficiency
and effectiveness (efisiensi dan efektivitas);
8.
Accountability (pertanggungjawaban publik);
9. Strategic
vision (visi ke depan).
Agar Birokrasi
Pemerintah Lebih Efisien dan Efektip:
(Inu Kencana Syafi’i,2003:90-92)
1. Rule (kerja taat pada aturan);
2. Spesialisasi (tugas khusus);
3. Zakelijk (kaku dan sederhana);
4. Formal (penyelenggaraan resmi);
5. Hirarkis (pengaturan dari atas ke bawah);
6. Rasional (berdasarkan logika);
7. Otoritas (tersentralistis);
8. Obedience (taat dan patuh);
9. Disipline (tidak melanggar ketentuan);
10.
Sistematis
(terstruktur);
11.
Impersonal
(tanpa pandang bulu).
Balance (menyeimbangkan)
Antara Birokrasi Dengan Kebijaksanaan:
1. Mengkoordinasikan tugas;
2. Kadang-kadang diperlukan kebijaksanaan;
3. Seni penyelenggaraan pemerintahan;
4. Kesempatan memberikan saran yang produktif;
5. Desentralisasi demokratis.
BAB
V
TUJUAN
ORGANISASI
Tujuan adalah keadaan yang dikehendaki pada masa
yang akan datang yang senantiasa dikejar oleh organisasi agar dapat
direalisasikan (Amitai Etzooni). Dus
tujuan adalah suatu akhir terhadap mana seluruh kegiatan organisasi diarahkan.
Tujuan tunggal
dan tujuan ganda
1. Tujuan tunggal;
2. Tujuan ganda (multiplicity goals)
a. Tujuan keluar;
meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat. Untuk memenuhi kepuasan
pelanggan (masyarakat) dan kesejahteraan social (Stephen Robins).
b. Tujuan ke dalam.
Meningkatkan kepuasan kerja dan
kesejahteraan pegawai serta meningkatkan produktivitas dan hasil, sebagai
berikut:
Tujuan ke dalam
1. Profitability (keuntungan)
penanaman modal kembali (kelangsungan
hidup organisasi);
2. Growth (pertumbuhan)
Anggaran biaya, keuntungan, jumlah
pegawai, bangunan fisik, dijaga agar tidak kalah dalam persaingan;
3. Perluasan pasar
Pertumbuhan yang tidak diimbangi dengan
perluasan pasar hasil produksi tidak ada artinya;
4. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sumber pembaharuan
dalam menciptakan produk-produk baru dan jasa.
Dus dengan lahirnya produk-produk baru maka organisasi (untuk beberapa
lama) dapat merebut pasaran yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan;
5. Produktivitas
Kemampuan memproses bahan (masukan/input)
menjadi (keluaran/output) yang bermutu tinggi dengan biaya yang
serendah-rendahnya (asas efisiensi).
Sasaran dan anak
sasaran
Untuk mencapai tujuan, harus melakukan
kegiatan. Masing-masing kegiatan
memiliki sasaran tertentu. Sasaran adalah
titik akhir seluruh kegiatan khusus atau tertentu diarahkan.
Untuk mencapai sasaran, dilakukan beberapa kegiatan
yang lebih khusus yang memiliki sasaran yang lebih khusus. Sasaran yang lebih khusus disebut anak
sasaran (sub-goals), yaitu akhir dari kegiatan yang lebih khusus.
Anak sasaran A
Anak sasaran B Sasaran I
Anak sasaran C
Tujuan Anak
sasaran D
Anak sasaran E Sasaran II
Anak sasaran F
Fungsi Tujuan
Sebagai:
1. Pedoman bagi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
(pedoman ke arah mana organisasi akan dibawah);
2. Sumber legitimasi untuk membenarkan segala kegiatan
yang akan dilaksanakan (landasan bagi organisasi yang bersangkutan);
3. Standard (tolok ukur) pelaksanaan dimana segala
kegiatan harus berorientasi pada tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya(menentukan macam aktivitas yang akan dilakukan);
4. Sumber motivasi bagi pegawai untuk bekerja lebih
produktif;
5. Dasar rasionalitas bagi kegiatan berorganisasi
(menentukan program, prosedur, KISS ME (Koordinasi, Integrasi, Simplikasi,
Sinkronisasi, dan Mekanisasi);
Kendala Dalam
Mencapai Tujuan
1. Tujuan berubah-ubah
Organisasi yang kurang stabil,
kadang-kadang tujuan dapat berubah-ubah/penukaran tujuan (pengaruh lingkungan,
biaya, penemuan baru, dll);
2. Pimpinan terpusat pada satu bagian
Pimpinan hanya memusatkan pada suatu
bagian saja dari tujuan sehingga bagian lain dari tujuan tadi terabaikan;
3. Tidak ada kerjasama
Kurang adanya kerjasama yang baik,
menyebabkan kegiatan menjadi kurang selaras mengarah pada tujuan bersama
(kegiatan terkotak-kotak – kepala bagian hanya memikirkan bagiannya saja);
4. Pertentangan
Antara tujuan pribadi dan tujuan
organisasi dan antara tujuan-tujuan sendiri;
Agar Tujuan
Efektip
1. Melibatkan seluruh individu;
Dalam merumuskan tujuan harus melibatkan
seluruh individu.
2. Pembagian tugas;
Dalam merumuskan tujuan ada pembagian
tugas (pucuk pimpinan=tujuan umum, menengah=merumuskan/menjabarkan sesuai
bidang dst);
3. Tujuan tidak bertentangan;
Tujuan bidang/fungsional tidak boleh
bertentangan dengan tujuan umum;
4. Realistis
Tujuan harus realistis/sesuai keadaan
(eksternal dan internal organisasi);
5. Jelas batas-batas;
Tujuan harus jelas batas-batas yang
hendak dicapai;
6. Tindakan koreksi
Bila tujuan tidak tercapai, pimpinan
harus meneliti apa penyebabnya dan melakukan tindakan koreksi.
Merumuskan Tujuan
Pendekatan yang sering digunakan dalam merumuskan
sasaran bidang (unit) organisasi adalah “Management By Objective”
(MBO).
MBO adalah suatu proses dimana atasan dan bawahan
merumuskan secara bersama-sama sasaran organisasi, menetapkan tanggung jawab,
tugas masing-masing, hasil yang diharapkan, dan ukuran-ukuran yang digunakan
sebagai pedoman untuk operasi kesatuan (unit) dan memperkirakan pengarahan
pegawai.
Empat Langkah
Proses MBO
1. Rumusan sasaran (goals setting);
2. Perencanaan tindakan (action planning);
3. Pengawasan sendiri (self control); dan
4. Laporan kemajuan secara berkala.
Efektivitas
Organisasi
(Richard M. Steers, 1980:43-45)
1. Kualitas;
2. Produktivitas;
3. Kesiagaan;
4. Efisiensi;
5. Laba/penghasilan;
6. Pertumbuhan;
7. Pemanfaatan lingkungan;
8. Stabilitas;
9. Turnover (keluar masuk pegawai);
10.
Kemangkiran;
11.
Kecelakaan;
12.
Semangat kerja;
13.
Motivasi;
14.
Kepuasan kerja;
15.
Penerimaan
tujuan organisasi;
16.
Kepaduan antara
konflik – kompak;
17.
Keluwesan
adaptasi;
18.
Penilaian pihak
luar.
Pembagian Kerja
(Departementasi)
Pedoman Pembagian
Kerja
1. Tujuan dijabarkan dalam tugas-tugas pokok;
2. Tugas pokok dijabarkan dalam fungsi;
3. Fungsi diikuti dengan kegiatan-kegiatan;
4. Setiap orang diberi daftar tugas yang harus
dijalankan;
5. Meskipun tugas bervariasi,satu dengan yang lain
berkaitan;
6. Penempatan orang sesuai dengan keahlian, pembawaan,
kecakapan, dan kemampuan;
7. Beban tugas rerata sama, tercipta keadilan,
kepuasan, dan kegairahan kerja;
8. Penambahan/pengurangan pegawai sesuai kebutuhan dan
volume kerja;
9. Mutasi pegawai didasarkan atas terciptanya kondisi
kerja yang baik/mendidik.
Pertimbangan
Pembagian Kerja
1. Wilayah kerja;
2. Fungsi, tugas, dan kegiatan;
3. Waktu;
4. Alat yang digunakan.
Manfaat Pembagian Kerja
1. Meringankan tugas koordinasi;
2. Memperlancar pengawasan;
3. Memanfaatkan keahlian dan pengetahuan yang bersifat khusus;
4. Penghematan biaya;
5. Mengeratkan hubungan antar manusia.
Proses Pembagian
Kerja
1. Menetapkan dan merumuskan tujuan;
2. Menetapkan kegiatan (menjabarkan dalam tugas pokok,
fungsi dan kegiatan);
3. Menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan;
4. Membuat kelompok-kelompok kegiatan (dengan dasar
tujuan sama);
5. Melimpahkan wewenang (macam dan batas wewenang
ditentukan);
6. Menetapkan rentang pengawasan (pertimbangan
orbyektif dan subyektif);
7. Merinci tugas (berdasarkan keahlian);
8. Membuat bagan organisasi (sesuai tipe yang dipilih).
Dasar Pembagian Kerja
1. Wilayah/terotorial (rt, rw, kelurahan/desa,
kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, kodam, kodim);
2. Jenis produksi
3. Langganan yang dilayani
4. Fungsi/rangkaian kerja (bagian kepegawaian, hukum,
rumah tangga dll);
5. Waktu (pagi, siang, malam);
6. Jasa yang diberikan (pemadam kebakaran)
7. Alat perlengkapan yang digunakan
PELIMPAHAN
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
Penyerahan sebagian wewenang atasan kepada bawahan
setelah diadakan penyerahan tugas pekerjaan kepada yang bersangkutan, dalam hal
wewenang:
1. Menjalankan tugas;
2. Memerintah bawahan;
3. Menggunakan fasilitas/peralatan.
Manfaat
Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Pemimpin dapat melaksanakan tugas-tugas
pokok/strategis;
2. Tiap tugas dikerjakan oleh tingkatan yang tepat
(atas=makro/strategis, menengah=taktis, bawah=operasional);
3. Keputusan dapat diambil dengan cepat;
4. Bawahan dapat berpartisipasi banyak;
5. Dapat menghidari sikap menunggu perintah;
6. Berguna sebagai bahan latihan untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi;
7. Pelayanan dapat berjalan terus (meskipun pejabat
tidak ada di tempat).
Pedoman
Pelimpahan Wewenang dan Tanggung Jawab
1. Batas wewenang dan tanggung jawab jelas dan
seimbang;
2. Memperhatikan pendapat yang akan menerima wewenang;
3. Percaya bahwa penerima wewenang mampu menjalankan
tugas dan tanggung jawab;
4. Pemberi wewenang tetap melakukan pengarahan,
bimbingan, dan pengawasan (agar tugas berjalan baik).
Tanggungjawab
Bedakan!
1.
Tanggung jawab hukum (dilimpahkan melalui saluran
hukum;
2.
Tanggung jawab politik (dilandasi pada partai politik,
bukan pada atasan);
3.
Tanggung jawab jabatan (dilakukan seseorang dalam
jabatan yang dipangkunya);
4.
Tanggung jawab kelembagaan (tanggungjawab setiap
anggota organisasi).
Span of Control
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Span of Control
1. Kesamaan fungsi (banyak kesamaan=rentang pengawasan
melebar);
2. Kedekatan geografis (dekat=rentang pengawasan
melebar);
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan (sedikit
pengawasan langsung=rentang pengawasan melebar);
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan
(kurang tingkat koordinasi=rentang pengawasan melebar);
5. Perencanaan yang dibutuhkan (sedikit
perencanaan=rentang pengawasan melebar);
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas
(banyak bantuan operasional, seperti penataran, pengawasan mutu dsb=rentang
pengawasan melebar).
Tantangan
Organisasi
(Widodo, 2005:2-3)
1. Lingkungan strategis yang senentiasa berubah,
2. Pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, dan layanan masyarakat, dan
3. Kondisi masyarakat yang mengalami dinamika.
Paradigma
Pergeseran Organisasi
1. Birokratis (bureaucratic organization) weberian –
rasional oleh Max Weber
2. Performance based organization (organisasi kinerja)
oleh Peter Druker
3. Leaning Organization (organisasi pembelajaran) oleh
Peter Senge, 2000)
Organisasi
Pembelajaran
Adalah suatu organisasi yang senantiasa
mengembangkan kapasitasnya untuk membangun masa depan (Peter Senge).
Suatu organisasi yang memiliki keterampilan
menciptakan, menguasai dan mempelajarkan pengetahuan serta dengan perubahan
perilakunya mampu melakukan kilas balik terhadap pengetahuan baru serta
pandangannya (David Garvin).
-
Memiliki
otonomi,
-
Memiliki daya
tangkal terhadap intervensi pihak eksternal,
-
Menghasilkan
kualitas asli (Genuine Quality).
Karakteristik
Organisasi Pembelajaran
(The Fifth Diciplines, Peter Senge, 1996)
1.
Systems Thinking
-
Fokus terhadap
bagaimana sesuatu masalah akan dipecahkan melalui interaksi antar elemen dalam
suatu sistem,
-
Lebih
mengutamakan mengkaji elemen sistem yang lebih besar dan saling berinteraksi
daripada mengkaji bagian-bagian kecil dari suatu sistem.
2.
Personal Mastery
-
Dicapai melalui
suatu proses peningkatan berkelanjutan atau disebut “generative learning”
(senge, 1990),
-
Kendala antara
“dimana keberadaan seseorang saat ini “dengan “keinginan” disebut “creative
tension”,
-
Kreativitas
akan muncul jika seseorang tidak puas dengan kondisi saat ini yang mendorong
dirinya untuk berubah.
3.
Mental models
-
Tetap dalam
mental unilateral,
-
Memaksimalkan
menang dan meminimalkan kalah,
-
Menekankan
perasaan negatip, dan
-
Berupaya
serasional mungkin dimana seseorang mendefenisikan tujuannya serta mengevaluasi
perilakunya menurut ukuran apakah dia telah atau belum mencapai tujuannya itu.
4.
Building shared vision
-
Bermula dari
visi individu, yaitu sesuatu yang dipegang teguh sebagai kebenaran,
-
Visi seseorang
seringkali dimaknai sebagai sasaran yang hendak dicapai,
-
Suatu
organisasi haruslah dibangun di atas visi para anggotanya,
-
Bagi pemimpinan
ini berarti bahwa visi organisasi tidak
boleh diciptakan hanya oleh pimpinan, tetapi harus berasal dari hasil
interaksi antar individu di dalam organisasi tersebut,
-
Peran pemimpin
dalam menciptakan “shared vision” adalah bersinergi dengan bawahan untuk
menciptakan visi organisasi (jangan memaksa kehendak) dengan cara berdialog.
5.
Team learning
-
Tim adalah
sekumpulan orang-orang yang mengerjakan sesuatu secara bersama-sama (Robinson
dan Finley),
-
Fundamental
bellets sebuah tim:
a. tim pekerja merupakan unsure bangunan organisasi,
b. tim harus mampu mengelola “kultur, proses, sistem
serta hubungan kemitraan antar mereka untuk mencapai kesuksesan.
-
Karakteristik
team learning yang handal, adalah:
a. memiliki sasaran yang jelas dan senantiasa
meningkat,
b. struktur dibentuk berlandaskan orientasi hasil
capaian,
c. anggota tim memiliki kompetensi,
d. bersatunya komitmen,
e. lingkungan kerjasama kondusif,
f. memiliki standard mutu,
g. memiliki dukungan dan pengakuan eksternal,
h. memiliki prinsif kepemimpinan.
Paradigma
Penyelenggaraan Organisasi Pemerintah (Organisasi Publik) (Thoha, dalam Widodo, 2005:3)
No.
|
Lama
|
Baru
|
01.
|
Rule government
|
Good governance
|
02.
|
Sentralisasi
|
Desentralisasi
|
03.
|
Rule/government
|
Private sector/civil society
|
04.
|
Masyarakat Powerless
|
Masyarakat Powerful
|
05.
|
Suka Mengatur
|
Suka Melayani
|
06.
|
Pendekatan Kekuasaan
|
Fleksibel/Kolaboratis/Dialogis
|
07.
|
Sloganis
|
Realistis/Pragmatis
|
Pergeseran Paradigma Organisasi
(dari second
wave ke third wave)
Ancok (dalam
Usman, 2000:138-139)
No.
|
Dimensi
|
Second wave
|
Third wave
|
01
|
Sifat
Organisasi
|
Hierarchy
(jejang)
|
Networking
(jaringan)
|
02
|
Keluaran
(output) organisasi
|
Market share
(memperbesar pangsa pasar)
|
Creation
(produk baru)
|
03
|
Pengambilan
keputusan
|
Institusi
|
Individu
(empowerment)
|
04
|
Gaya kerja
organisasi
|
Kaku
|
Fleksibel
|
05
|
Kekuatan
organisasi
|
Stabilitas
organisasi
|
Kemampuan
adaptasi
|
06
|
Orientasi organisasi
|
Self
sufficiency
|
Interdepencies
(saling ketergantungan)
|
07
|
Tujuan
organisasi
|
Perencanaan
strategic dan tujuan yang ingin dicapai
|
Kualitas prima
|
08
|
Orientasi
kepemimpinan
|
Tertumpu pada
pandangan dogmatic
|
Gaya
kepemimpinan bervisi.
|
09
|
Kualitas produk
|
Kurang
maksimal menekankan tingginya kualitas produk
|
Kualitas prima
|
10
|
Orientasi
pegawai bekerja
|
Memperoleh
rasa aman (security)
|
Pengembangan
diri (personal growth)
|
11
|
Orientasi
pegawai pada pekerjaan
|
Pengejaran
status dan pangkat
|
Berbuat
sesuatu yang berbeda melebihi prestasi orang lain
|
12
|
Kekuatan
sumberdaya
|
Pemilikan uang
tunai dalam jumlah yang besar (cash)
|
Pemilik
informasi
|
13
|
Motivasi
bekerja
|
menyelesaikan
pekerjaan
|
Membangun
sesuatu yang baru
|
14
|
Kultur
organisasi
|
Menghindari
resiko (risk aversive)
|
Keberanian
menghadapi resiko (risk prone)
|
Ada banyak
formula untuk membenahi manajemen, khasnya manajemen pelayanan public, antara
lain melalui strategi pembenahan, yaitu: (1) privatisasi, (2) pelayanan prima,
dan (3) membangun visi dan orientasi baru (Hardjosoekarto, 1997).
Sedangkan Atmosudirdjo (1997) akan halnya David Osborne & Ted Gaebler
(2003) mengusulkan (1) perlunya semangat kewirausahaan dan (2) peningkatan
kinerja, dan Kristiadi (1997) mengusulkan perlunya penerapan manajemen modern.
Usul lain yang agak lebih lengkap, menuntut agar manajemen pelayanan
public (1) lebih professional, (2) memiliki jiwa entrepreneur, dan (3) mampu
bertindak sebagai fasilitator. Manajemen
pelayanan public menjadi lebih bersifat administrative, dan oleh karena itu
penegasan kembali mengenai pelayanan public yang “apolitis” sangat
diperlukan. Formula tesebut dikenal
sebagai New Publik Manajemen (NPM), Manajemen Pelayanan yang berwatak
Entrepeneuralship atau Entrepreneurial Government (EG), dan New Public Servis
(NPS), dengan perbandingan secara ringkas sebagai berikut ini:
Perbandingan Old
Publik Administration (OPA), New Public Management (NPM), New Public Service
(NPS), Enterpreneural Government (EG), dan Electronic Government (EG)
Model/
Dimensi
|
OPA
|
NPM
|
NPS
|
EG
|
Tujuan
|
Efisien dan
profesional
|
Palayanan
prima
|
Kualitas
pelayanan
|
Pelayanan
dengan pemberdayaan
|
Insentif
|
Fungsional
struktural
|
System
konsekuen
|
Fungsional
structural swasta
|
System
konsekuen
|
Pertanggung jawaban
|
Pada klien dan
konsituen secara hirarkis
|
Pada customer
ala pasar
|
Pada warga
Negara (citizens) secara multidimensional
|
Pada customer
ala pasar
|
Kekuasaan
|
Pada top
management
|
Pada pekerja
dan pengguna jasa
|
Pada warga
negara
|
Pada pekerja
dan pengguna jasa
|
Budaya
|
Arogan rutin
|
Menyentuh
hati, winning minds
|
Ramah inovatif
|
Menyentuh
hati, winning minds
|
Penekanan pada
ketaatan menjalankan aturan dan efisiensi
|
Penekanan pada
perombakan visi dan misi
|
Penekanan pada
perombakan kultur pelayanan
|
Penekanan pada
perombakan DNA birokrasi
|
|
Peranan pemerintah
|
Rowing
(mendayung)
|
Sterring
|
serving
|
sterring
|
Konsef kepentingan public
|
Kepentingan
public tercermin dalam UU yang secara politis sudah didesain pemerintah
|
Kepentingan
public merupakan aggregate kepentingan individu
|
Kepentingan
public merupakan hasil dialog mengenai nilai
|
Kepentingan public merupakan aggregate kepentingan
individu
|
Electronic -Government (E-G)
|
Solusi paling rasional
NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM)
1.
memfocuskan aktivitasnya hanya pada kegiatan manajemen,
tidak pada aktivitas kebijakan,
2.
mencoba melihat manajemen pelayanan public pada segi
kinerja (performance appraisal) dan
efisiensi, tidak dari segi politis,
3.
dilakukan pemecahan manajemen pelayanan public menjadi
badan-badan kecil dan sederhana yang berkaitan langsung dengan kepentingan
dasar pengguna jasa (user-pay bases),
4.
menggunakan landasan pasar (quasimarkets) sebagai daya
dorong bagi terciptanya kompetisi,
5.
pemangkasan ekonomi biaya tinggi sehingga ongkos untuk
memperoleh pelayanan menjadi lebh murah,
6.
ditandai dengan gaya manajemen yang berorientasi pada
output, cara tersingkat, penggunaan insentif moneter, dan kebebasan pengelolaan
(Rhodes, 1994:2),
7.
ada empat model NPM (Ferlie, 1997:10-15):
(a)
Model 1 the efficiency drive,
(b)
Model 2 Downsizing and decentralization.
(c)
Model 3 in search of excellence
(d)
Model 4 Public service orientation
8.
penerapan model ini pertama kali dilakukan di Inggris
oleh Margaret Thatcher di tahun 1980-an dengan mengusung sejumlah ahli yang
sukses memimpin organisasi-organisasi
bisnis ke pemerintahannya sebagai penasehat ahli,
9.
semangat efisiensi dan penyerahan urusan public ke
pihak swasta dalam pemerintahannya menjadi sangat besar (menuai hasil yang luar
biasa), pertumbuhan ekonomi meningkat, angka pengangguran berkurang, dan uang
Negara banyak dihemat penggunaannya,
10. Negara-negara
yang sukses menerapkan model ini adalah Australia, Kandada, dan New Zealand,
Negara-negara dengan sebutan Anglo Saxon termasuk UK (Janet dan Robert
Denhardt, 2003).
ENTERPRENEURAL GOVERNMENT (EG)
1.
Istilah lain manajemen pelayanan public, dengan
ciri-ciri:
(a)
mengedepankan kompetisi,
(b)
mampu memberdayakan masyarakat (dengan membatasi peran
birokrasi),
(c)
berorientasi pada hasil (outcome),
(d)
lebih menggunakan misi ketimbangan aturan sebagai daya
dorongnya,
(e)
mencoba semaksimal mungkin mencegah (prevent) persoalan
yang muncul ketimbang memecahkannya,
(f)
menggunakan semua potensi yang ada untuk earning money
ketimbang membelajakannya,
(g)
mengedepankan desentralisasi dan mendorong partisipasi,
mengadopsi mekanisme pasar dalam manajemen pelayanan public, dan
(h)
mengutamakan peran sebagai katalisator ketimbang
sebagai pengelola pelayanan pulbik.
2.
penerapan model ini pertama kali dilakukan oleh Clinton
di Amerika Serikat (sukses), dengan indikasi angka pengangguran menurun tajam,
pertumbuhan ekonomi meningkat pesat, dan peluang kerja terbuka lebar,
NEW PUBLIC SERVICE (NPS)
1.
Muncul atas landasan teori sebelumnya, seperti teori
demokrasi citizen, teori pemberdayaan masyarakat sipil, teori organisasi yang
humanis, dan teori posmo administrasi public.
2.
Doktrik NPS, antara lain;
(a)
dilakukan secara demokrasi,
(b)
dilakukan secara strategis dan rational atas dasar
pertimbangan politik, ekonomi, serta organisasi,
(c)
dilakukan dengan mengutamakan dialog untuk mencapai
kesepakatan pelayanan,
(d)
menganggap pengguna jasa sebagai warganegara (citizen)
dengan hak dan kewajibannya yang melekat,
(e)
responsive terhadap kebutuhan warganegara,
(f)
memperhatikan aturan yang telah disepakati bersama,
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, norma-norma politik, standard pelayanan
professional, serta interes warganegara,
(g)
memberlakukan diskresi dan akuntabel meski banyak
kendala,
(h)
memiliki struktur yang terbuka dan kepemimpinan yang
kolaboratif,
(i)
memiliki motivasi yang kuat untuk melayani dan
berkonstribusi pada masyarakat banyak,
3.
kritik model ini terhadap model NPM dan EG adalah:
(a)
pelayanan public yang dilakukan oleh birokrasi bukanlah
melayani pelanggan (customer), tetapi warga Negara (citizen),
(b)
semangat yang ada dalam birokrasi public ketika
berhadapan dengan pengguna jasa bukanlah “how to steer” tetapi how to serve”,
(c)
birokrasi public haruslah berfikir secara strategix
(think strategically) dan bertindak secara demokratis (act democratically),
(d)
harus ada perjanjian antara birokrasi public sebagai
penyedia layanan dengan warga Negara sebagai pengguna jasa (citizen charter)
yang memberikan kepastian kepada pengguna jasa akan diberikan pelayanan standar
dengan segala macam konsekuensinya ketika pelayanan tersebut tidak
didapatkannya,
4.
model ini diterapkan pertama kali di Inggris dan di
beberapa Negara lain seperti Australia, New Zealand, Perancis, dan Belgia.
TEKNOLOGI INFORMASI ATAU E-GOVERNMENT
DALAM PELAYANAN PUBLIK
1.
ide dasarnya adalah pada kebijakan buatlah sekali saja,
maksudnya badan-badan/dinas-dinas dan lembaga pemerintah berusaha menghindari
duplikasi usaha, mematuhi standar-standar umum dan menggunakan infrastruktur
yang sama untuk melayani warga masyarakat tanpa sekat,
2.
E-Government adalah system manajemen informasi dan
manajemen layanan masyarakat berbasis internet,
3.
layanan ini diberikan oleh pemerintah kepada
masyarakatnya dengan memanfaatkan internet,
4.
akan muncul sangat banyak pengembangan modus layanan
dari pemerintah kepada masyarakat yang memungkinkan peran aktif masyarakat
dimana diharapkan masyarakat dapat secara mandiri melakukan registrasi
perijinan, memantau proses penyelesaian, melakukan pembayaran secara langsung
untuk setiap perijinan dan layanan public lainnya,
5.
dengan bantuan teknologi internet akan dapat dilakukan
darimana saja dan kapan saja,
6.
dengan memanfaatkan system e-government masyarakat akan
menjadi lebih produktif (tidak perlu antri dalam waktu yang lama),
7.
dengan adanya on line system, masyarakat dapat memanfaatkan
banyak waktunya untuk melakukan pembangunan yang lain sehingga diharapkan
produktivitas daerah meningkat yang juga akan meningkatkan produktivitas
nasional,
8.
e-government diharapkan:
(a)
mendorong perbaikan layanan masyarakat umum, missal
unit pelayanan masyarakat terpadu,
(b)
mendorong aplikasi fungsional tiap dinas di
kabupaten/kota, missal: pengembangan data hasil pengelolaan data potoensi di
tiap dinas yang dapat diolah dalam bentuk-bentuk yang informative (grafik yang
harus tersedia untuk perencanaan selanjutnya), pendaftaran paten dan hak cipta
produk-produk pengembangan dari kecamatan-kecamatan, dll
9.
keuntungan e-government di kabupaten/kota, antara lain:
(a)
peningkatan kualitas pelayanan (layanan public 24 jam
berkat adanya teknologi internet),
(b)
dengan menggunakan teknologi online, banyak proses yang
dapat dilakukan dalam format digital, hal ini akan banyak mengurangi penggunan
kertas (paperwork), sehingga proses akan menjadi lebih efisien dan hemat,
(c)
database dan proses terintegrasi; akurasi data lebih
tinggi, mengurangi kesalahan identitas dan lain-lain.
(d)
Semua proses transparan karena semua berjalan secara
online,
(e)
Mengurangi KKN.
No.
|
Science/ilmu
|
Art/Seni
|
01.
|
Berkembang
secara teoritis
|
Berkembang
secara praktis
|
02.
|
Membuktikan
|
Merasa
|
03.
|
Meramalkan
|
Menerka
|
04.
|
Memberikan
defenisi
|
Menguraikan/mengajarkan
|
05.
|
Memberikan
kepastian/ukuran
|
Memberikan
pendapat
|
Seni (art) adalah
sesuatu kreativitas pribadi yang kuat dan disertai keterampilan, mendorong
untuk berpraktek atau mengajarkan bagaimana sesuatu hal dilakukan. Sedangkan ilmu (science) mengajarkan tentang suatu (pengetahuan).
Dalam sejarah perkembangannya teori manajemen telah mengalami tiga kali
perubahan, yaitu:
A.
Scientific Management (teori insentif,
1903),
Tokoh: Taylor, Fayol, Gulick,
Urwick; focus pada produktivity dan memudahkan pekerjaan; perlu
dikembangkan metode kerja dan standard kerja; muncul time and motion
studi (studi gerak dan waktu didalam melaksanakan pekerjaan) prinsif-prinsif
kerja; setiap orang dalam organisasi (tinggi atau rendah), harus diberi
perlengkapan kerja (yang standard) dan insentif yang tinggi agar hasil kerja berkualitas.
B.
Human Relation (teori hubungan manusia,
tahun 1930)
Tokoh: Follet, Mayo,
Reothlisberger; sanggahan teori finansial – untuk meningkatkan produktivitas
kerja, hubungan yang dinamis dan harmonis perlu dibina.
C.
Behavior science (teori perilaku, 1950)
Tokoh: Chester I Barnard dan
Herbert Simon; gabungan dari teori insentif dan teori hubungan manusia
(psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi); fokus pada prilaku kerja yang
kooperatif dalam organisasi formal (works
behavior in formal organizational);
“produktivitas kerja individu akan membawa produktivitas kerja organisasi dan
akan tergantung pada prilaku orang-orang didalam organisasi” – “prilaku orang
akan tergantung pada keperluannya; untuk meningkatkan produktivitas organisasi,
tingkatkan produktivitas individu, berikan insentif sesuai dengan tingkat
keperluannya.
Dan manajemen juga telah pula mengalami perkembangan sebanyak lima
generasi, yaitu:
1.
Generasi I (Jungle Management)
Pekerjaan lebih banyak
dikerjakan sendiri; tidak ada catatan tertulis tentang apa yang telah, sedang,
dan akan dikerjakan – dicatat dalam ingatan orang-orang yang menjalankan
manajemen; pekerjaan dijalankan secara naluriah - mengalir bersama-sama orang
yang saling bekerjasama; prinsif: doing
thing by ourself.
2.
Generasi II (Management by direction)
Manajemen sudah mulai kokoh
sebagai sebuah ilmu; pelopornya adalah Frederick Winslow Taylor (1856-1915) –
bapak manajemen ilmiah; cirinya penggunaan wewenang untuk mengarahkan anggota
organisasi mencapai tujuan – sering disertai penggunaan paksaan; anggota
organisasi kurang memiliki kebebasan untuk berkreasi; belum memperhitungkan
kepuasaan pelanggan maupun kepuasan anggota organisasi; mulai berkembang
teori-teori kepemimpinan; dinamakan “management
by direction”; prinsip: “doing thing through by the other people” lahir.
3.
Generasi III (Management by Targetting/Management by
Objective)
Anggota organisasi diberi
kebebasan supaya memiliki daya inovasi dan kreativity – kebebasan diimbangi
dengan pemenuhan target-target pekerjaan yang ditetapkan secara kuantitatif
untuk mencapai tujuan organisasi – dalam kenyataan target pekerjaan terlampau
berat akhirnya membelenggu anggota organisasi kemudian menimbulkan stress;
pelopor Peter F. Drucker; mengutamakan nilai produktivitas.
4.
Generasi IV (Value Creative Management)
Tokoh: Brian L. Joiner, ; Ciri
utama memadukan antara kualitas, pendekatan ilmiah serta kerja tim dalam suatu
segitiga yang dimanakan “joiner
triangle”; focus pada kualitas
produk yang dihasilkan dalam rangka memberikan kepuasan pada pelanggan (customer satisfaction) disertai kepuasan dari para anggota
organisasi – kualitas yang dimaksudkan adalah sebagaimana yang didefenisikan
oleh para pelanggan; pencapai kualitas dijalankan melalui pelbagai pendekatan
ilmiah yang berteraskan pada penelitian; pendekatan ilmiah merupakan suatu
proses pelajar mengajar (pembelajaran) mengelola organisasi sebagai suatu
sistem; pengembangan proses berpikir serta mengambil keputusan berdasarkan
data; berangkat dari rasa percaya pada setiap orang dengan memperlakukan manusia
berdasarkan harga dirinya, kepercayaan dan rasa hormat serta bekerja atas dasar
pendekatan menang-menang (win-win
approach); termasuk manajemen
kualitas total (total quality
management atau TQM).
5.
Generasi V (Knowledge
and Human Networking Management)
Tokoh Charles M. Savage bukunya Fith Generation Management – integrating
enterprises through human networking, 1990; mengutamakan kualitas melalui kepuasan individu (pelanggan maupun
anggota organisasi); ciri utamanya adalah bagaimana mengintegrasikan perusahaan
melalui jejaringan manusia; unsur manusia di dalam organisasi dihargai sangat
tinggi sebagai individu yang memiliki keahlian-keahlian tertentu; individu
anggota organisasi bukan hanya sekedar alat produksi.
No
|
Unsur
|
Generasi I
|
Generasi II
|
Generasi III
|
Generasi IV
|
Generasi V
|
01.
|
Sebutan
|
Jungle
Management
|
Management by
direction
|
Management by
targeting (management by objectives)
|
Value Creative
Management
|
Knowledge and
Human Networking Management
|
02.
|
Ciri Utama
|
Doing things
by ourself
|
Doing thing
through by the other people
|
Mengutamakan
target kuantitatif
|
Mengutamakan
target kualitatif, kepuasan pelanggan dan pekerja
|
Mengutamakan
keunggulan perorangan dalam bekerjasama jaringan.
|
03.
|
Sumber kekuatan
|
Diri sendiri
|
Pemimpin
|
Pemimpin dan
tim kerja
|
Nilai-nilai
yang disepakati bersama
|
Jaringan
antara profesional
|
04.
|
Tipe organisasi
|
Tidak ada
organisasi
|
Feodal
hierarkis
|
Struktural dan
fungsional
|
Struktural dan
fungsional
|
Jaringan
|
05.
|
Tokoh pelopor (antara lain)
|
Semua orang
yang bekerja bersama
|
Frederick W.
Taylor, G. R. Terry
|
Peter F.
Drucker
|
Brian L.
Joiner
|
Charles M.
Savage
|
06.
|
Tahun Perkembangan
|
-
|
1800-1980
|
1970-1990
|
1990-sekarang
|
1990-sekarang
|
DAFTAR
PUSTAKA
Cahayani, Ati.2003.”Dasar-Dasar
Organisasi dan Manajemen”.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Davis, Keith & John
W. Newstrom. “Human Behavior at Work: Organizational Behavior (Perilaku
Dalam Organisasi)”. Terjemahan: Agus Dharma. Jakarta:Erlangga.
Denhardt, Robert B.1993.”Theories
of Public Organization”.Belmont, California: Wadsworth Publishing
Company.
Etzioni, Amitai. 1985. ”Organisasi-Organisasi
Modern”. Terjemahan Suryatim. Jakarta, UI Press.
Gibson, James L, John M.
Evancevich, & James H. Donnelly, Jr.1990. ”Organisasi, dan
Manajemen”. Terjemahan Penerbit Erlangga. Jakarta, Erlangga.
Gibson, James L, John M.
Evancevich, & James H. Donnelly, Jr.1997. ”Organisasi, perilaku,
struktur, proses”. Jilid 1. Terjemahan Nunuk Adiarni. Jakarta, Binarupa
Aksara.
---------------------.1997.
“Organisasi, perilaku, struktur, proses”. Jilid 2. Terjemahan
Nunuk Adiarni. Jakarta, Binarupa Aksara.
Gitosudarmo, Indriyo
& I Nyoman Sudita. 2000. “Perilaku Keorganisasian”.
Yogyakarta, BPFE.
Gortner, Harold F
et.al.1997.”Organization Theory, a public perspective”.Harcourt Brace
& Company.
Indrawijaya, Adam I.
1989. “Perubahan dan Pengembangan Organisasi”. Bandung, Sinar
Baru.
Jafar Muhammad.2007.”Kelakuan
Organisasi”.Petaling Jaya Selangor:Leeds Publications (M) Sdn. Bhd.
Kast, Fremont dan James
E. Rosenzweig.2002.”Organization and Management (Organisasi &
Manajemen)”.Jilid 1.Terjemahan A.Hasymi
Ali.Jakarta:Bumi Aksara.
----------------------.
2002.“Organization and Management (Organisasi & Manajemen)”. Jilid
2. Terjemahan A. Hasymi Ali. Jakarta, Bumi Aksara.
Kinichi, Angelo and
Robert Kreitner.2008.”Organizational Behavior, key concepts,
skills & best practice”.McGraw-Hill.
Liliweri, Alo.1997.”Sosiologi
Organisasi”.Bandung:PT Citra Aditya Bakti.
Mulyono, Mauled.2004.”Penerapan
Produktivitas Dalam Organisasi”.Jakarta:Bumi Aksara bekerjasama dengan
Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia.
Ndraha, Taliziduhu. 1997.
“Budaya Organisasi”. Jakarta, Reneka Cipta.
Robbins, Stephen P. 2002.
“Essential of Organizational Behavior (Prinsip-Prinsip Perilaku
Organisasi)”. Terjemahan:Halida dan Dewi Sartika. Jakarta:Erlangga.
Robbins, Stephen P. 2002.
“Organizational Behavior: consepts, controversies, applications (Perilaku
Organisasi konsep kontroversi, aplikasi”. Terjemahan Hadyana
Pujaatmaka dan Benyamin Molan. Jakarta, PT Prenhallindo.
------------------. 1994.
“Organization Theory: structure, desain, dan aplikasi (Teori Organisasi:
struktur, desain & aplikasi)”. Terjemahan:Jusuf Udaya.
Jakarta:Arcan.
Salusu, J. 2003. “Pengambilan
Keputusan Stratejik, untuk organisasi publik dan organisasi nonprofit”.
Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Senge, Peter M. 1996. “Fifth
Discipline (disiplin kelima, seni dan praktek dari organisasi pembelajar”.
Terjemahan:Nunuk Adiarni. Jakarta:Binarupa Aksara.
Siagian, Sondang P. 1986.
“Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi”. Jakarta,
Gunung Agung.
Sobirin, Achmad.2007.”Budaya
Organisasi, pengertian, makna dan aplikasinya dalam kehidupan organisasi”.Yogyakarta:
Unit Penerbitan dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Sutarto. 2002. “Dasar-Dasar
Organisasi”. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Steers, Richard M.1980.”Organizational
Effectiveness (Efektivitas Organisasi)”.Terjemahan :Magdalena
Jamin.Jakarta:Erlangga.
Syamsi, Ibnu. 1994. “Pokok-Pokok
Organisasi & Manajemen”. Jakarta, Reneka Cipta.
Thoha, Miftah. 2002. “Pembinaan
Organisasi, Proses Diagnosa & Intervensi”. Jakarta,
RajaGrafindo Persada.
Thomason, George F.1979. “Improving
the Quality of Organization (Meningkatkan Kualitas Organisasi)”.
Terjemahan:Bambang Kussriyanto & Theresia L.G.Jakarta, Erlangga.
Tyson, Shaun & Tony
Jackson.2001. “The Essence of Organizational Behaviour (Perilaku
Organisasi)”. Terjemahan:Deddy Jacobus & Dwi Prabantini.
Yogyakarta,:Andi bekerjasama Pearson Education Asia Pte. Ltd.
Winardi. 2003. “Teori
Organisasi dan Pengorganisasi”. Jakarta, PT RajaGrafindo Persada.
Wisnu UR, Dicky dan Siti Nurhasanah.2005.”Teori Organisasi,
struktur dan Desain”.Malang: UMM Press.
Wursanto. 2003. “Dasar-Dasar
Ilmu Organisasi”. Yogyakarta, Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar